Powered by Blogger.

Oct 14, 2008

Lazatnya Shalat



Ditulis oleh Pengendali Laman
Saturday, 25 August 2007
Tajuk : LAZATNYA SHALAT (Dzauq Ash-Shalat)Penulis : Syaikh al-Islaam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah RahimahullahPenyusun : Adil bin Abdusy-Syakur az-ZuraqyPenerbit : Darul Falah, Jakarta (2002)Pengedar : Pustaka Indonesia, No 12, Wisma Yakin, Jalan Masjid India, 50100 KL

Sabda Nabi SAW, "Tiga perkara, siapa yang tiga perkara ini yang ada pada dirinya, niscaya dia merasakan manis Iman, iaitu : hendaklah Allah dan Rasul-Nya lebih dia cintai dari pada selainnya ; dia mencintai seseorang, tidak mencintainya melainkan kerana Allah dan dia benci kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkannya dari kekufuran itu, sebagaimana dia benci untuk dilemparkan ke neraka." (Riwayat Bukhari & Muslim)
Begitulah untuk kita mencapai kemanisan atau kelazatan dalam Imam maka hendaklah Allah SWT dan Rasul-Nya SAW kita dahulukan atau kita tinggikan dari segala-galanya. Setelah ini benar-benar kita praktikkan barulah kita merasai betapa manisnya dan lazatnya menjadi orang yg beriman. Begitu juga dalam shalat, kemanisan dan kelazatan shalat hanya akan kita kecapi setelah kita meletakkan Allah dan Rasul-Nya sebagai contoh ikutan yang wajib kita ikuti dan kita utamakan dari pendapat sifulan bin sifulan, sifulan anak kepada sifulan walaupun setinggi mana darjatnya pada pandangan umum dan ilmunya. Inilah syarat pertama untuk kita menikmati kelazatan dalam beribadah kepada Allah SWT.
Di dalam risalah "Lezatnya Shalat" ini Syaikh al-Islaam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah Rahimahullah menerangkan falsafah atau rahsia di sebalik pergerakkan-pergerakan dan bacaan-bacaan dalam Shalat yang jika dicermati akan menuntun kita untuk khusyuk dan rendah diri dalam shalat. Ini secara tidak langsung sebagai bantahan kepada sesetengah golongan yang dengki dengan penyebaran Sunnah Nabi SAW dengan tuduhan menyatakan mereka dari kalangan salafee hanya memberatkan pergerakkan dan bacaan dalam shalat tanpa menitik beratkan kelazatan dalam melakukan Ibadah shalat. Jawapan kami antara musuh manusia yang utama adalah kejahilan dan kejahilan boleh menyebabkan mereka bercakap tentang apa yang mereka tidak ketahui dan boleh juga menimbulkan persangkaan buruk terhadap pihak lain. Firman Allah SWT yg artinya :
"Dan kebanyakkan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yg mereka kerjakan." (Surah Yunus (010):036)
"Dan jika kamu menuruti kebanyakkan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah)." (Surah Al-An'aam (006):116)
".....Mereka tidak lain hanyalah mengikut sangka-sangkaan, dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka, dan sesungguhnya telah datang petunjuk kepada mereka dari Tuhan mereka." (Surah An-Najm (053):023)
Semoga risalah kecil dari seorang tokoh ilmuwan yang hebat ini yang juga anak murid utama Syaikh al-Islaam Ibnu Taymiyyah Rahimahullah dapat meluruskan pembohongan yang dilemparkan kepada Ahlu Sunnah. Disertakan di bawah ini sinopsis buku ini dari penerbit.
Sekian Wassalaam

Abu Iqbal
Sesekali waktu atau bahkan setiap waktu khususnya seusai shalat, anda layak mengajukan pertanyaan kepada diri sendiri : Apakah shalat yang ku lakukan menjadi belenggu anggota tubuh, penjara hati, beban jiwa, perampas waktu dan penghambat pekerjaan, ataukah aku melakukannya tanpa adanya sedikit pun hal-hal itu, sehingga shalat menjadi kesenangan hati dan kebebasan dari segala kepenatan hidup? Apakah kala mendirikan shalat itu kita merasakan suatu kenikmatan dan kelezatan yang tak terkira, atau justru sebaliknya.
Kata shalat disebutkan dalam al-Qur'an dengan penyertaan kata iqamah, yang bererti menegakkan. Dengan kata lain, shalat benar-benar sangat urgen, bukan bagi Dzat yg disembah, tapi bagi hamba yang mengerjakannya.
Yang pasti, kesenangan Rasulullah dijadikan di dalam shalat dan bukan dengan shalat. Artinya kesenangan itu terasakan jika beliau sudah masuk dalam shalat dan bukan sekadar dengan shalat. Bahkan jika keletihan dan kepenatan itu memuncak, beliau memerintahkan Bilal untuk mengumandangkan adzan dan iqamat tanda akan didirikannya shalat, kerana shalat membuatkan beliau dapat beristirahat dalam segala keletihan tersebut.
Buku ini merupakan uraian tentang shalat, singkat namun disajikan secara mendetail dan terinci, satu persatu mengungkap rahasia dari setiap bacaan dan perbuatan dalam shalat. Jika mungkin anda merasakan kesulitan untuk meningkatkan kekhusyu'an dalam shalat, maka buku ini dapat membantu maksud anda untuk menambahkan kekhusyu'an itu.

SELAMAT MEMBACA.

0 comments:

Blog Archive


Bacaan Duduk Antara 2 Sujud

Bacaan Duduk Antara 2 Sujud
Related Posts with Thumbnails

Blogger 1

Blogger 2

Sabda Nabi s.a.w yangbermaksud, "Sesungguhnya
dalam syurga terdapat sebuah pintu yang dikenali dengan nama
Rayyan, dimana memasuki
daripadanya orang‐orang yang berpuasa pada hari kiamat dan yang lain tidak berhak. Dikatakan mana orang yang berpuasa? Lantas mereka bangun dan masuk melaluinya. Apabila selesai ditutup dan tiada yang lain berhak memasukinya."

Apabila engkau berada di waktu petang, maka janganlah engkau menunggu (ketibaan) waktu pagi dan

apabila engkau berada di waktu pagi, maka janganlah engkau menunggu (ketibaan) waktu petang.

Ambillah peluang dari kesihatanmu untuk masa sakitmu dan masa hidupmu untuk matimu.

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP