Powered by Blogger.

Jan 7, 2009


Konflik Gaza, Pemenangnya Abbas
Menakar Akhir Konflik Gaza (2-Habis)
Zulfirman
Mahmoud Abbas
(istimewa)
INILAH.COM, Ramallah – Siapakah yang memenangkan pertarungan di Jalur Gaza? Israel? Hamas? Bukan! Peluang terbesar jadi pemenang sejati dari perang yang dikutuk dunia internasional ini adalah Presiden Palestina, Mahmoud Abbas! Bagaimana bisa?
Sebuah kekeliruan dilakukan Abbas saat Israel mulai menyerang Gaza. Saat televisi Arab menunjukkan gambar serangan brutal dan tewasnya korban di Gaza, Abbas menyalahkan Hamas. Katanya, Hamas memberi Israel alasan untuk melakukan serangan.
Banyak yang kecewa dengan Abbas. Salah satunya, Abdel Ghani Marmash, pendukung kelompok Fatah pimpinan Abbas di Nablus, Tepi Barat. Begitu kecewanya sampai Ghani menyatakan dia sudah pindah ke Hamas.
"Saya sudah 19 kali ditawan Israel sebagai pendukung Fatah. Hari ini, saya tersanjung mengibarkan bendera Hamas. Pada saat seperti ini, seluruh Palestina adalah Hamas," ujar Ghani.
Sadar dengan kekeliruannya, Abbas kemudian memperbaiki sikap dan pendirian. Dia kemudian mengecam Israel. Abbas lantas menyebut serangan Israel di Gaza itu sebagai agresi yang brutal.
Secara politis, posisi Abbas memang belum nyaman sama sekali. Tetapi, perang brutal beberapa hari ini, apalagi jika diselesaikan dengan jalur diplomasi, memberi kemungkinan bagi Abbas tampil sebagai pemenang, meski dia tak angkat senjata sedikit pun.
Gaza adalah wilayah Palestina. Tapi, sejak 2007 lalu, dia kehilangan kendali di wilayah vital itu. Lewat proses demokratis, kelompok Hamas yang memiliki garis politik lebih keras, berhasil menguasai Gaza.
Pertikaian politik antara Fatah dan Hamas membuat Palestina selalu dalam goncangan. Sebelum Israel menyerang Gaza, Hamas bahkan menyatakan masa empat tahun kepemimpinan Abbas sudah berakhir sejak Jumat pekan lalu. Karena itu, mereka pun tak lagi mengakui Abbas.
Abbas sendiri kini sibuk wira-wiri melakukan diplomasi internasional. Dia terbang ke New York, melakukan lobi ke Perserikatan Bangsa Bangsa. Dia bertemu Presiden Prancis, Nicolas Sarkozy dan diplomat Uni Eropa. Tujuannya satu, gencatan senjata kembali dipaksakan di Gaza.
Jika saja gencatan senjata disepakati, Hamas tentu menginginkan diakhirinya blokade terhadap Gaza. Blokade itu dilakukan Israel dan Mesir tak lama setelah Hamas mengambil alih Gaza, 18 bulan lalu. Tuntutan Israel sudah tentu adanya jaminan bahwa Hamas takkan mengganggu lagi dengan roket mereka ke wilayah selatan Israel.
"Kami terbuka untuk setiap ide jika itu kredibel, jika ada jaminan," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel, Yigal Palmor.
Dalam kaitan ini, Mesir akan tetap jadi mediator utama antara Hamas dengan Israel. Pihak Mesir pun menegaskan mereka hanya akan membuka perbatasan dengan Gaza jika pasukan Abbas yang berkuasa di sana. Ini sesuai dengan kesepakatan yang mereka tanda tangani pada 2005 lalu.
"Kami yakin Hamas akan bertahan. Tapi, kami ingin semua itu tak membahayakan legitimasi (pemerintahan Abbas) atau kami," ujar Gihad Auda, anggota partai berkuasa di Mesir.
Kembali ke kesepakatan 2005, maka Abbas yang akan muncul sebagai pemenang. Pada keepakatan yang dimediasi AS setelah Israel mundur dari Gaza, tentara Fatah juga bertugas di daerah perbatasan dengan Israel. Sedang perbatasan Gaza-Mesir diawasi Uni Eropa agar tak terjadi penyelundupan senjata.
Dengan kembali ke kesepakatan 2005, sebagaimana yang diinginkan Mesir dan Israel, Abbas akan kembali mengontrol daerah perbatasan. Hamas akan kehilangan kekuasaan. Tapi, Hamas bisa saja melakukan konsolidasi kekuatan di seluruh Gaza jika blokade itu dibuka.
Abbas juga 'menang' karena perang sekitar dua minggu ini juga terus melumpuhkan kekuatan pasukan Hamas. Apalagi, pasukan Israel berhasil menghancurkan terowongan penyelundupan di daerah perbatasan. Tanpa terowongan itu, Hamas takkan bisa menyelundupkan senjata atau bahkan meminimalisir suplai bahan makanan.
Nimar Hamad, orang dekat Abbas, mengakui Mesir mengajukan syarat yang tak bisa ditawar lagi dalam negosiasi perdamaian. Apa? Kembali ke kesepakatan perbatasan 2005. "Tak ada pilihan bagi Hamas kecuali menerima perjanjian 2005," katanya.
Toh Abbas dan pembantunya mencoba menghindari kesan bahwa mereka mendapat keuntungan dari serangan Israel ke Gaza. "Kami takkan kembali ke Gaza berdasarkan hasil perang ini. Kami akan kembali sesuai dengan keepakatan internal dengan semua faksi di Palestina," kata Muhammad Dahlan, mantan orang kuat Gaza yang dipinggirkan Abbas setelah Hamas mengambil alih wilayah itu pada 2007.

0 comments:

Blog Archive


Bacaan Duduk Antara 2 Sujud

Bacaan Duduk Antara 2 Sujud
Related Posts with Thumbnails

Blogger 1

Blogger 2

Sabda Nabi s.a.w yangbermaksud, "Sesungguhnya
dalam syurga terdapat sebuah pintu yang dikenali dengan nama
Rayyan, dimana memasuki
daripadanya orang‐orang yang berpuasa pada hari kiamat dan yang lain tidak berhak. Dikatakan mana orang yang berpuasa? Lantas mereka bangun dan masuk melaluinya. Apabila selesai ditutup dan tiada yang lain berhak memasukinya."

Apabila engkau berada di waktu petang, maka janganlah engkau menunggu (ketibaan) waktu pagi dan

apabila engkau berada di waktu pagi, maka janganlah engkau menunggu (ketibaan) waktu petang.

Ambillah peluang dari kesihatanmu untuk masa sakitmu dan masa hidupmu untuk matimu.

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP