Powered by Blogger.

Jul 30, 2012

Abdullah bin Salam

Abdullah bin Salam (Arab:عبدالله بن سلام) adalah seorang Sahabat Nabi Muhammad. Nama aslinya adalah Hushain bin Salam bin Harits.

Biografi

Abdullah bin Salam awalnya adalah seorang pemimpin agama Yahudi di Madinah. Sebagai seorang pemimpin agama Yahudi, Ia mengetahui isi kandungan dari Taurat. Oleh karena itu, Ia mengetahui akan hadirnya nabi terakhir, setelah kedatangan Nabi Muhammad kemudian ia memeluk agama Islam. Ia juga mengajak kaumnya untuk mempercayai kerasulan Nabi Muhammad, tapi kaumnya menolak dan menganggap Abdullah bin Salam sebagai pembohong, karena memeluk agama Islam.

Al Husayn ibn Sailam (Abdullah bin Salam) adalah seorang rabbi Yahudi di Yastrib (Madinah) yang dihormati dan disegani di kota itu baik dikalangan orang Yahudi maupun bukan. Pada kurun waktu yang cukup lama, kesehariannya dia beribadah, mengajar dan berkhotbah di kuil (sinagog). Selanjutnya dia bertekad untuk mengabdikan diri mendalami kitab Taurat, dalam pengabdiannya itu dia terpaku dan selalu terngiang pada beberapa ayat dalam kitab Taurat yang meramalkan tentang kedatangan seorang nabi yang akan melengkapi dakwah nabi-nabi terdahulu. Al Husayn menunjukan ketertarikannya dan segera bergegas ketika mendengar berita tentang kehadiran seorang nabi di Mekkah, Dia berkata:

"Ketika saya mendengar kabar kehadiran seorang nabi utusan Tuhan. Saya mulai mengumpulkan informasi dan membuat catatan tentang siapa namanya, silsilahnya, sifat-sifatnya, waktu dan tempat asalnya dan kemudian saya mencocokannya dengan apa yang ada dalam kitab suci kami. Dari catatan yang saya buat itu makin menguatkan keyakinan saya tentang bukti otentik kenabiannya sekaligus membenarkan tujuan misinya. Akan tetapi saya menyembunyikan keyakinan saya itu dari orang-orang Yahudi"

Pertanyaan untuk Muhammad

Ketika Abdullah bin Salam mendengar kedatangan sang nabi di Medina, dia datang kepadanya dan berkata, "Aku akan bertanya kepada tiga hal yang tak seorang pun tahu kecuali seorang nabi. Apakah tanda-tanda pertama dari Hari Akhir? Makanan pertama apa yang dimakan orang di surga? Mengapa seorang anak mirip ayahnya dan mengapa saudaranya mirip pamannya?"
Muhammad pun menjawab, "Jibril baru saja memberitahuku tentang jawaban-jawabannya." Abdullah berkata, "Dia (Jibril), dari seluruh malaikat-malaikat adalah musuh kaum Yahudi." Muhammad berkata, "Tanda pertama Hari Akhir adalah akan ada api yang menyatukan orang-orang dari Timur dan Barat. Makanan pertama orang di surga adalah hati ikan. Tentang anak yang mirip orang tuanya, jika seorang pria berhubungan seks dengan istrinya dan mencapai orgasme lebih dahulu, anaknya akan mirip dia dan jika istrinya mencapai orgasme telebih dahulu, maka anaknya mirip sang istri."[1]


Percakapan dengan penduduk Yastrib

Pada tahun 622 Muhammad s.a.w meninggalkan Mekkah menuju Yastrib. Ketika sampai di Yastrib dan berhenti di Quba, Seseorang dengan tergesa-gesa memasuki kota, berseru mengabarkan kedatangan Muhammad s.a.w. Saat itu saya sedang mengerjakan sesuatu diatas pohon kurma. Bibi saya Khalidah binti al-Harith sedang duduk dibawah pohon. Begitu mendengar kabar itu, saya berteriak:
"Allahu Akbar! Allahu Akbar!" waktu bibi saya mendengar teriakan takbir saya itu, dia mengecam "Semoga Tuhan menyusahkan kamu. Demi Tuhan kalau seandainya yang kamu dengar itu berita kedatangan Musa pasti kamu tidak akan sesenang itu".
"Bibi, Dia itu sungguh utusan Tuhan. Saudara Musa dan mengikuti agamanya, dia diutus untuk misi yang sama dengan Musa". Dia terdiam lama kemudian berkata "Apakah dia itu nabi yang pernah kamu katakan pada kami yang akan membenarkan kebenaran dakwah para nabi terdahulu? dan menggenapi firman Tuhan?", Jawab saya "Ya". Tanpa ragu-ragu atau menunda saya pergi untuk menemui nabi. Saya melihat kerumunan orang banyak di pintu rumahnya, saya lewati kerumunan itu hingga berada didekatnya. Ucapan pertama yang saya dengar darinya:
"Wahai saudara-saudara sekalian, Tebarkan salam, Beri makan mereka yang kelaparan, Dirikanlah salat malam hari saat orang terlelap, maka kalian akan masuk surga dalam damai". Saya menghampiri dia, dari dekat mengamati dirinya dengan seksama dan diyakinkan oleh wajahnya bukanlah seorang pendusta, lalu saya mendekatinya dan menyatakan keyakinan bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad utusan Allah. Nabi menatap saya dan bertanya: "Siapa namamu?" jawab saya: "Al Husayn ibn Sailam",
"Sekarang namamu diganti jadi Abdullah bin Salam" katanya, memberikan nama baru buat saya. "Ya saya setuju, Abdullah bin Salam (memang seharusnya begitu). Demi Dia yang telah mengutus engkau dalam kebenaran, saya tidak berniat memiliki nama lain setelah hari ini". Saya pulang kerumah dan memperkenalkan Islam kepada istri, anak-anak dan semua orang di rumah termasuk bibi Khalidah yang sudah lanjut usia tapi saya meminta mereka menyembunyikan ke-Islaman kami dari orang-orang Yahudi sampai saya mengizinkan dan mereka setuju.
Menyangkut hal tersebut, saya kembali menemui Muhammad dan berkata "Wahai utusan Tuhan! Orang-orang Yahudi itu cenderung suka mencela orang dan berkata dusta, saya minta kamu mengundang orang paling terpandang dan berpengaruh di antara mereka supaya menemui kamu. (Selama pertemuan itu nanti) Mohon kamu sembunyikan saya disalah satu ruangan rumahmu, lalu tanyakan pada mereka tentang bagaimana status saya selama ini di antara mereka (orang Yahudi) sebelum mereka tahu bahwa saya sudah masuk Islam...lalu coba ajak mereka masuk Islam. Kalau mereka tahu saya sudah masuk Islam niscaya mereka akan mencari-cari kesalahan saya, menuduh bahwa saya sepenuhnya salah dan menjatuhkan nama baik saya.
Muhammad menyembunyikan dia di salah satu ruangan rumahnya lalu mengundang orang Yahudi terpandang dan berpengaruh ke rumahnya. Dia memperkenalkan Islam pada mereka dan mendesak mereka supaya memiliki keyakinan dalam nama Tuhan... Mereka mulai berdebat dan berargumen tentang hal 'kebenaran'..... Ketika dia menyadari bahwa mereka tidak memiliki kecenderungan pada Islam. Dia memberi pertanyaan pada mereka:
"Bagaimanakah status Al Husayn ibn Sailam di antara kalian (orang-orang Yahudi)?"
"Dia adalah sayyid (pemimpin) kami dan putra dari sayyid kami, Dia adalah rabbi dan alim ulama kami, putranya rabbi kami yang alim"
"Kalau seandainya kalian mengetahui dia telah masuk Islam, Apakah kalian semua mau masuk Islam juga?" tanya Muhammad
"Semoga tidak terjadi! Dia tidak mungkin masuk Islam, Semoga Tuhan melindunginya dari masuk Islam" jawab mereka terkejut. Saat itu juga saya keluar menghampiri mereka dengan sedekat-dekatnya dan mengatakan:
"Wahai orang-orang Yahudi! Sadarilah akan adanya Tuhan dan terimalah segala risalah yang menyertai Muhammad. Demi Tuhan, kalian semua pasti mengetahui bahwa dia itu utusan Tuhan dan kalian bisa menemukan tanda kenabian pada dirinya, tersebutlah namanya dan sifat-sifatnya dalam kitab Taurat kalian. Demi diri saya sendiri, saya bersaksi bahwa dia utusan Tuhan. Saya memiliki keyakinan tentang dia dan percaya..dia orang yang benar. Saya mengenal dia...
"Kamu pendusta!" teriak mereka, "Demi Tuhan, kamu memang mahluk tercela dan tak berarti apa-apa, seburuk-buruk manusia dan tak berguna"...Dan mereka terus mencela dengan kata-kata yang merendahkan.
Al-Qur'an mengabadikan dirinya dalam suatu ayat:
"Katakanlah,"Terangkanlah kepadaku, bagaimana pendapatmu jika sebenarnya (Al-Qur'an) ini datang dari Allah, dan kamu mengingkarinya, padahal ada seorang saksi dari Bani Israil yang mengakui (kebenaran) yang serupa dengan (yang disebut dalam) Al-Qur'an lalu dia beriman; kamu menyombongkan diri. Sungguh Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim."(46-10)

  1. ^ Hadits shahih riwayat Imam Bukhari vol.IV no.546.

Read more...

Jul 29, 2012

Fakta Sebenar Isu Air Di Selangor



Krisis air Selangor

Krisis air selangor semakin panas dengan berikutan tindakan Jawatankuasa khas krisis air Selangor yang ditubuhkan kerajaan pusat untuk membincangkan masalah yang di mulakan oleh SYABAS bertekad untuk meneruskan projek Loji Rawatan Air Langat 2 dengan berbagai cara dan helah. Rakyat yang bijak sudah tentu akan tertanya-tanya apakah masalah sebenar yang membelengu pengurusan air di Selangor ini?

Adakah Selangor kini menghadapi kekurangan air mentah atau air terawat?

Persoalan ini yang harus difahami dan di kaji secara bijak oleh rakyat Selangor supaya tak mudah terperangkap dengan mainan media perdana yang jelas hanya memberi liputan sebelah pihak sahaja.

Krisis air Selangor : Air mentah atau air terawat?

Pada permulaan isu ini, pihak pembekalan air Selangor iaitu SYABAS telah mengatakan bahawa Selangor akan menghadapi masalah kekurangan air sehingga pada tahun 2014 tetapi atas sebab-seban yang tidak pasti krisis ini berlaku lebih awal iaitu ketika semakin hampir dengan PRU13.

Maka atas alasan inilah SYABAS begitu komited untuk memulakan pembinaan projek LOJI RAWATAN AIR LANGAT 2( LRAL2) yang akan menelan kos perbelanjaan bernilai hampir RM 9 Billion dan akan merangkumi pakej pembinaan terowong air ke Negeri Pahang bagi membolehkan Negeri Pahang menyalurkan air mentah ke Selangor. Persoalanya ialah adakah Negeri Selangor menghadapi masalah bekalan air terawat atau air mentah? Ini yang menjadi dolak-dalik SYABAS dan Kerajaan Pusat apabila diajukan persoalan ini.

Realiti fakta sebenar ialah Selangor menghadapi masalah bekalan air bersih yang terawat. Bekalan air mentah Selangor sudah mencukupi tetapi permintaan bekalan air terawat semakin tinggi.

Faktor-faktor pertambahan penduduk, perkembangan perindustrian dan lain-lain menyebabkan permintaan air bersih ini meningkat. Kapasiti loji rawatan telah mencapai tahap maksima dan mungkin akan berlaku lebihan bebanan lalu menyebabkan terputusnya bekalan air di sekitar Selangor.

Ringkasnya air terawat tidak dapat memenuhi kolam tadahan dikawasan setempat. Ianya pasti menimbulkan masalah apabila waktu puncak penggunaan air. Masalah seperti tekanan rendah, tiada air dan lain-lain tidak dapat dielakkan. Jika air terawat yang menjadi masalah, mengapa pihak SYABAS begitu beriya-iya mahukan projek LRAL2 yang sebenarnya mengutamakan pembinaan terowong air mentah dari Pahang? Bukankah lebih baik SYABAS meminta supaya dibina loji rawatan air sahaja?, dan kerana inilah projek LRAL2 ini ditentang kerajaan Negeri Selangor dengan fakta yang disediakan mereka.

Krisis air Selangor : Hasil kaji selidik Jawatankuasa Pemantauan Air Selangor.

Pemantauan Jawatankuasa Pemantauan Air yang diketuai oleh setiausaha kerajaan Selangor terhadap operasi Syarikat Bekalan Air Selangor (SYABAS) telah mendapati SYABAS ‘beroperasi di bawah keupayaan’, kata Menteri Besar, Tan Sri Abdul Khalid Ibrahim.

Katanya, dalam laporan pertama jawatankuasa itu yang dihantar kepada Majlis Mesyuarat Kerajaan Negeri hari ini mengandungi tiga penemuan utama yang perlu diberi perhatian “agar rakyat tahu kedudukan sebenar”.

Menurut menteri besar, tiga penemuan utama tersebut ialah:

* Keupayaan pengeluaran semua 34 loji ialah 4,807 juta liter sehari berbanding keupayaan agihan SYABAS 4,371 juta liter sehari iaitu lebihan 436 JLH. Ini bermaksud, katanya, SYABAS beroperasi di bawah keupayaan sebenar.
* Projek Mitigasi I yang telah dilaksanakan dan dijangka siap sepenuhnya Mac 2013 akan meningkatkan pengeluaran kepada 5, 139 JLH iaitu penambahan 332 JLH atau lebihan 768 JLH berbanding keupayaan agihan SYABAS.
* Fakta peratusan rizab air sebanyak 2 peratus yang dilaporkan SYABAS tidak tepat dan mengelirukan. Rizab kapasiti pengeluaran sebenar pada masa ini adalah 11 peratus dan akan meningkat kepada 18 peratus selepas Mac 2013 apabila projek mitigasi siap sepenuhnya.


Jawatankuasa itu, yang diketuai Datuk Khusrin Munawi dan turut dianggotai Unit Perancang Ekonomi Negeri (UPEN), Konsortium ABBAS dan bekas kakitangan Perbadanan Urus Air Selangor (PUAS), telah menjalankan pemantauan terhadap operasi SYABAS bermula 18 Julai lalu.


Krisis air Selangor : Kenapa perlunya LRAL2 dan bukan MITIGASI 1?

Sekali lagi kebijaksanaan kita perlu di gunakan untuk mengkaji dan menilai fakta-fakta yang diberi kedua-dua belah pihak iaitu dari pihak Kerajaan Negeri Selangor dan SYABAS &K erajaan Pusat bagi mencari jawapan yang tepat mengenai apakah krisis sebenar air di Selangor ini dan cara terbaik untuk menanganinya secara bijak.

Seperti yang telah diperjelaskan di atas, masalah sebenarnya yang melanda Selangor kini ialah kekurangan bekalan air terawat dan bukanya air mentah. Atas fakta ini mengapakah kita perlu menyokong pembinaan LRAL2 yang tujuan utamanya ialah bagi menyalurkan air mentah dari Negeri Pahang dan di rawat di Selangor yang menelan kos begitu tinggi?

Bukankah labih baik hanya dibina loji rawatan air seperti pembinaan Projek MITIGASI 1 sahaja untuk merawat air mentah yang masih banyak diselangor?

Jika persoalan sebagai persediaan menghadapi krisis air yang dijangka berlaku pada tahun 2014 mengapa tidak dicari alternatif lain penyaluran air mentah yang tidak menglibatkan kos setinggi LRAL2 ini seperti membeli air mentah dari Negeri sembilan atau Perak yang sudah tentu tidak memerlukan kos yang tinggi seperti pembinaan terowong melintasi Banjaran Titiwangsa dalam pakej pembinaan LRAL2 itu?

Rakyat Selangor perlu tahu kos selain kos pembinaan LRAL2 yang tinggi ia juga tidak kompetitif dengan permasalahan yang sebenar berlaku di Selangor kini.

Dengan kos yang hampir mencapai RM 9 billion sudah tentu beban kos pembinaan itu akan terpaksa ditanggung kembali rakyat Selangor dalam bentuk kenaikan caj bayaran penggunaan air.

Ini sudah tentu tidak akan membolehkan Kerajaan PR Selangor memberi air percuma 20 meter padu lagi pada masa hadapan. Mungkin ada yang mengatakan dana tersebut disediakan kerajaan pusat, tetapi harus diketahui kerajaan pusat juga meminjam dana dari institusi kewangan dari Jepun dan perlu dibayar semula, sudah tentu yang perlu membayar semula ialah rakyat Selangor!

Krisis air Selangor : Kesimpulanya

Kesimpulanya keperluan yang mendesak dalam isu air Selangor ini ialah pembinaan loji rawatan air yang baru dan bukannya pembinaan Terowong air mentah dari Pahang kerana Selangor sendiri mempunyai banyak sumber air mentah. Pembinaan projek MITIGASI 1 yang sedang dilaksanakan adalah tindakan terbaik bagi mengatasi krisis ini.

Seperti yang telah didedahkan oleh Jawatankuasa Pemantauan Air Selangor diatas, maka bolehlah dirumuskan bahawa punca utama krisis ini ialah kerana kegagalan syarikat pembekal air Selangor SYABAS menjalankan tanggungjawab mereka untuk memastikan penyaluran air terawat dilakukan secara efektif dengan melaksanakan penukaran paip-paip yang usang dan mengurangkan jumlah air yang tidak berhasil. SYABAS juga tidak harus menjadi kuda politik sesebuah pihak dengan menjadikan air sebagai senjata bagi menjatuhkan imej kerajaan negeri selangor.

Kesimpulanya ialah Selangor menghadapi masalah kekurangan bekalan air terawat bukan air mentah. Cara terbaik untuk mengatasinya ialah membina loji rawatan air sahaja yang menelan belanja tak sampai RM 500 juta bukan membina terowong penyaluran air mentah dari Negeri Pahang dalam projek LRAL2 yang menelan kos RM 9 Billion yang mungkin menguntungkan sesetengah pihak y
ang berkepentingan dan bakal membebankan rakyat Selangor sendiri pada masa hadapan

Berita dari

Read more...

Jul 28, 2012

Hadis 22 - Hadis 40


HADIS 22

عن أبي عبد الله جابر بن عبد الله الأنصاري رضي الله عنهما، أن رجلا سأل رسول الله e
فقال: أرأیت إذا صليت المكتوبات وصمت رمضان وأحللت الحلال، وحرمت الحرام، ولم
أزد على ذلك شيئا، أدخل الجنة؟ قال نعم )) رواه مسلم. ومعنى حرمت الحرام اجتنبته،
ومعنى أحللت الحلال فعلته معتقدا حله.
Daripada Abu Abdullah Jabir ibn Abdullah al-Ansarie r.a., رضي الله عنهما (beliau meriwayatkan):
Bahawa seorang lelaki telah bertanyakan Rasulullah SAW, dia berkata: Bagaimana pandanganmu jika
aku mendirikan sembahyang-sembahyang fardhu, aku berpuasa bulan Ramadhan, aku menghalalkan
perkara yang halal dan aku mengharamkan perkara yang haram. Aku tidak akan menambah apa-apa
lagi lebih daripada itu. Apakah aku akan masuk syurga? Baginda bersabda: Ya!
Hadis riwayat al-lmam Muslim.

Pokok Perbincangan Hadis :
1) Yang bertanya ialah : Nu’man bin Qauqal(sahabat) - menyertai perang Badar/syahid dalam perang
Uhud.Keimanannya terhadap syurga dan apa yang dijanjikan oleh Allah telah mendorong beliau untuk
bertanya Nabi tentang hadis ini.

2) Menunaikan Solat Fardhu :
- wajib berjamaah di masjid - pendapat kebanyakan sahabat/ tidak ada sahabat yang khilaf.
- solat yang paling dicuaikan oleh orang munafiq (( Isyak dan Subuh)) - kalau mereka tahu
fadhilatnya nescaya mereka akan usha untuk mendapatkannya, walaupun dalam keadaan merangkak.

3) Wajib puasa Ramadhan

4) Yakin - mengharamkan apa yang dihalalkan oleh Allah - hukumnya kufur.

5) Yakin - menghalalkan apa yang diharamkan oleh Allah - hukumnya kufur.

Bentuk-bentuk haram dita’birkan dengan nama yang berlainan:
Antaranya maksiat, dosa, khotar dll. Didatangkan dalam bentuk :
i) Larangan (nahyu) - misal (Hujuraat : 12 )
ii) Janji buruk ke atas pembuat (wa’iid) - (Aali ‘Imran : 77 ).
iii) Lafaz tahrim - An-Nisaa’ : 23 ) .
Penghalalan dan pengharaman adalah hak Allah - dia yang mengetahui apa yang baik bagi manusia di
dunia dan di akhirat - sesiapa yang menceroboh haknya akan diazab.


Pengajaran hadis:
(1) Hadis menerangkan betapa apabila seorang mukmin benar-benar menunaikan segala
tanggungjawab agama yang fardhu dengan sempurna, menghalalkan perkara yang halal dan
mengharamkan perkara yang haram, dia akan masuk syurga walaupun dia tidak melakukan amalan

amalan sunat yang lain. lni adalah kemurahan dan rahmat Allah SWT terhadap hamba-hambaNya.
(2) Hanya melaksanakan amalan fardhu tanpa yang sunat di sini ertinya melakukannya dengan
sempurna tanpa cacat, tanpa meninggalkannya atau mencuaikannya.
(3) Menghalalkan perkara yang halal dan mengharamkan perkara yang haram bukan hanya dengan
lidah tetapi hendaklah secara praktik, iaitu dengan mengerjakan apa yang halal kalau dia mahu dan
menjauhkan segala perkara yang haram.


Read more...

ADAB BERBUKA PUASA MENURUT SUNNAH


Adab-adab ketika berbuka puasa menurut sunnah. Di mana Rasulullah SAW telah mengajar umatnya beberapa adab yang perlu diberi perhatian ketika berbuka puasa. Antara adab-adab itu ialah:
1. Membaca doa
Ibn ‘Umar r.a berkata: “Apabila berbuka puasa, Nabi SAW akan membaca : Hilanglah segala kehausan, segala urat-urat telah basah dan semoga tetaplah beroleh pahala.
ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتْ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ
(Dzahabaz zhoma u wabtallatil ‘uruuqu wa thabatal ajru insyaallah) – Hadis riwayat Abu Dawud
Abdullah Ibn ‘Umar r.a berkata: “Apabila berbuka puasa bacalah: Ya Allah! sesungguhnya aku memohon rahmat-Mu yang meliputi segala sesuatu agar Engkau mengampunkan aku.
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِرَحْمَتِكَ الَّتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ أَنْ تَغْفِرَ لِي
(Allahumma inni as aluka birahmatikal lati wasi’ta kulla syai in an taghfirali)” – Hadis riwayat Ibn Majah
Di samping doa-doa di atas, kita juga boleh berdoa apa sahaja yang dihajati kerana di antara waktu yang mustajab (makbul) untuk berdoa adalah ketika berbuka puasa. Sabda Rasulullah SAW :
“Sesungguhnya doa yang tidak ditolak bagi orang berpuasa itu ialah ketika dia berbuka.” – Hadis riwayat Ibn Majah
2. Menyegerakan Berbuka Puasa.
Disunnahkan juga kita menyegerakan berbuka puasa. Waktu paling afdal ialah ketika matahari mula terbenam atau dilaungkan azan Maghrib. Utamakan berbuka dari sibuk berzikir, membaca al-Quran atau ibadah lain kerana perintah Nabi s.a.w. Rasulullah SAW bersabda:
“Manusia akan sentiasa berada di dalam kebaikan selagi mereka sentiasa menyegerakan berbuka puasa.” – Hadis riwayat al-Bukhari
Di dalam sebuah hadis qudsi, Allah SWT telah berfirman maksudnya :
“Sebaik-baik hamba-ku menurut pandangan-Ku ialah orang yang menyegerakan berbuka puasa.” – Hadis riwayat al-Tirmizi
3. Berbuka Puasa Dengan Buah Rutab, Tamar Atau Air.
Rutab adalah buah kurma yang masak dan tidak dikeringkan. Ia lembut dan manis. Tamar pula adalah buah kurma yang telah dikeringkan sebagaimana yang banyak terjual di pasaran. Berbuka puasa dengan buah rutab, tamar atau air merupakan sunnah Nabi SAW Anas bin Malik r.a berkata:
“Rasulullah s.a.w berbuka puasa sebelum solat (Maghrib) dengan rutab. Jika tiada rutab, baginda akan berbuka dengan tamar dan jika tiada tamar, baginda akan meneguk beberapa teguk air.” – Hadis riwayat Imam al-Tirmizi
4. Bersegera Mengerjakan Solat Maghrib.
Hadis di atas tidak menafikan bahawa Rasulullah s.a.w juga menyegerakan solat Maghrib setelah berbuka puasa dengan rutab, tamar atau air. Namun, sekiranya makanan malam telah terhidang disunnahkan menjamah makan malam terlebih dahulu walaupun solat telah didirikan. Setelah selesai menikmati hidangan, bersegeralah mengerjakan solatMaghrib. Sabda Rasulullah SAW :
“Apabila seseorang dihidangkan makan malam sedangkan solat (jemaah) telah didirikan, utamakan makan malam. Janganlah seseorang itu tergopoh-gapah menghabiskan makanan itu sehinggalah dia selesai dalam keadaan tenang.” – Hadis riwayat al-Bukhari
Menurut Imam al-Nawawi : “Di dalam hadis-hadis tersebut dimakruhkan solat apabila terhidangnya makanan yang hendak dimakan kerana ia boleh mengganggu hati dan menghilangkan kesempurnaan khusyuk.”
5. Berbuka Puasa Secara Sederhana.
Firman Allah SWT :
“Wahai Bani Adam! Pakailah pakaian kamu yang indahsetiap kali kamu ingin ke tempat ibadat (mengerjakan solat) dan makan minumlah serta janganlah kamu melampau. Sesungguhnya Allah tidak suka orang-orang yang melampaui batas.” – Surah al-A’raaf : Ayat 31
Perlu diingatkan bahawa janganlah waktu berbuka puasa dijadikan medan untuk kita melepas geram kerana sehari suntuk tidak menjamah makanan atau minuman. Sewajarnya, ibadah puasa dijadikan medan untuk melatih jiwa seorang muslim yang bertakwa lagi penyabar direalisasikan ketika berbuka puasa dengan memakan makanan pada kadar yang tidak berlebihan. Sabda Nabi SAW :
“Anak adam itu tidak memenuhi suatu bekas yang lebih buruk daripada perutnya. Cukuplah bagi anak adam itu beberapa suap yang dapat meluruskan tulang belakangnya (memberi kekuatan kepadanya). Sekiranya tidak mustahail (boleh dilakukan), suaplah satu pertiga untuk makanan, satu pertiga untuk minuman dan satu pertiga untuk pernafasan.” – Hadis riwayat al-Tirmizi
6. Menjamu Makanan Untuk Berbuka Bagi Orang Berpuasa.
Sesungguhnya Islam menganjurkan umatnya mengadakan majlis berbuka puasa untuk menjamu makan bagi mereka yang berpuasa terutamanya kepada orang-orang miskin, anak-anak yatim dan mereka yang ditimpa musibah. Firman Allah SWT :
“Mereka juga memberi makan sebarang makanan yang dihajati dan disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan tawanan (sambil berkata dengan lidah atau hati): Sesungguhnya kami memberi makan kepada kamu semata-mata kerana Allah dan kami langsung tidak inginkan sebarang balasan daripada kamu atau ucapan terima kasih.” – Surah al-Insan: 8-9.
Menjamu makan untuk berbuka puasa telah dijanjikan dengan ganjaran pahala yang begitu besar. Semakin ramai jumlah orang yang dijamu makan, semakin tinggilah jumlah gandaan pahalanya. Sabda baginda SAW :
“Sesiapa yang menjamu makanan untuk berbuka bagi orang yang berpuasa, pahalanya sama seperti pahala orang yang berpuasa, iaitu pahala orang yang berpuasa yang tidak dikurangkan walau sedikit.” – Hadis riwayat al-Tirmizi.

Read more...

Jul 27, 2012

Gambar sedih: Masjid dibakar dan rakyat dibunuh di Myanmar


Terkini...peristiwa tragis dan menyayat hati umat Islam Rohingya...Masjid tempat beribadah hangus dibakar!
Kirimkan doamu teman...kita mengadu pd Allah yg Maha Kuasa...
Difahamkan hampir 2.8 juta orang Islam Rohingya telahpun menjadi mangsa penindasan di Myanmar...



Melarikan diri dari kampung halaman untuk mencari tempat yang selamat...hanya doa dan sumbangan  kita sahaja yang dapat meringankan beban mereka. amin

Read more...

Jul 26, 2012

Hadis 21 - Hadis 40

HADIS 21

عن أبي عمرو وقيل أبي عمرة سفيان بن عبد الله t قال: قلت یا رسول الله! قل لي في
الإسلام قولا لا أسأل عنه أحد غيرك. قال : (( قل آمنت بالله ثم استقم )) رواه مسلم.
Daripada Abu `Amru - atau digelar juga Abu `Amrah - Sufian ibn Abdullah r.a. beliau berkata:
Aku berkata: Wahai Rasulullah! Ajarkan untukku dalam lslam suatu ucapan yang aku tidak perlu lagi
bertanya kepada orang lain selainmu. Baginda bersabda: Ucapkanlah: Aku beriman kepada Allah.
Kemudian hendaklah engkau beristiqamah.
Hadis riwayat al-lmam Muslim.

Pokok Perbincangan Hadis :

1) Makna Istiqomah :
- perbetulkan aqidah - beriltizan dalam melaksanakan ketaatan kepadaNya.
- (Qurtubi) betul I’tiqad, kata-kata dan perbuatan - beriltizam. (Fusshilat : 30).

2) Kelebihan Istiqomah :
- diperluas/mudahkan rezeki di dunia (Fusshilat : 30-32) (al-Jin : 16).
- diberi keamanan ketika mati, di kubur dan ketika dibangkitkan.
- dihilangkan kesedihan berpisah dengan keluarga.
- didatangkan khabar gembira (pengampunan dosa), (amal diterima) dan (syurga).

3) Istiqomah di atas Jalan yang Lurus :
- perintah Allah untuk nabi dan ummatnya supaya menepatu syara’ (Hud : 112).
i) Istiqomah Hati :
- sebagai Raja kepada Jasad, Istiqomahnya akan menentukan istiqomah yg lain.
ii) Istiqomah Lidah :
- sebagai penterjemah kepada Hati/ juga punca kecelakaan kepada tuannya.
- sebagai renungan (qoof : 18), (al-Isra’ : 36).

Pengajaran hadis:

(1) Hadis menuntut agar seorang mukmin sentiasa mengambil berat soal lman, tauhid dan aqidahnya,
selalu memperbaharui imannya kepada Allah, seterusnya beristiqamah menunaikan tuntutan lman yang
didakwa itu.
(2) lstiqamah bererti melalui suatu jalan yang lurus, jitu dan tepat.
(3) lstiqamah dalam menunaikan tuntutan lman adalah suatu jihad. Ramai orang lslam yang hanya
mengaku beriman namun gagal lstiqamah menunaikan tuntutan lman.
(4) lman dan lslam mempunyai konsep pelaksanaan yang mudah tanpa berbelit-belit atau sukar
difahami. Seseorang hanya dituntut beriman kemudian beristiqamah melaksanakan lslamnya tanpa
berfalsafah. Amal dan lstiqamah menjadi sulit hanya apabila iman yang diukir hanya di bibir atau di
hujung lidah semata-mata.

Read more...

Hadis 20 - Hadis 40

HADIS 20

عَنْ أَِبي مَسْعُوْدٍ عُقْبَةَ بِنْ عَمْرٍو الأَنْصَارِيِّ البَدْرِيِّ رَضِىَ الله عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ الله
صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّم : (( إِنَّ مِمَّا أَدْرَكَ النَّاسُ مِنْ آَلاَمِ النُّبُوَّةِ الأُوْلَى: إِذَا لَمْ تَسْتَحِ فَاصْنَعْ مَ ا
شِئْتَ )) رواه البخاري.
Daripada Abu Mas'uud 'Uqbah ibn 'Amru al-Ansarie al-Badrie r.a. beliau berkata: Rasulullah SAW
telah bersabda:
Sesungguhnya antara kata-kata ungkapan Kenabian terdahulu yang dapat diketahui dan dipetik oleh
manusia ialah: Jika engkau tidak malu, maka lakukanlah apa sahaja yang engkau mahu.
Hadis riwayat al-lmam al-Bukhari.

Pokok Perbincangan Hadis :
1) Malu- akhlak para nabi Allah & malaikat (warisan para nabi).
2) Makna suruhan dalam hadis :
Suruhan sebagai tahdid (kecaman) - dibayangkan balasan dunia @ akhirat.
Suruhan terhadap perkara yang harus - pilihan (buat/tak buat).
Suruhan sebagai pilihan - sifat malu sebagai bentengnya.(dlm perkara maksiat).
3) Malu terbahagi dua :
yang boleh diusahakan - mengenal Allah - merasai muraqabah Allah.
yang tak boleh diushakan -fitrah yang diberikan Allah kpd sesiapa yg dikehendaki(kebaikan).
4) Malu yang dicela - yang tidak menepati syarak :malu bertanya tentang agama/ beribadat dalam
keadaan jahil.

Pengajaran hadis:
Malu adalah salah satu sifat utama seorang mukmin kerana ia adalah sebahagian dari lman. Malu tidak
menghasilkan sesuatu kecuali kebaikan. la menjadi perisai daripada melakukan banyak perkara jahat.
Sejarah membuktikan bahawa nafsu manusia tidak terbatas dan tidak pernah puas. Hanya dengan sifat
malu, mereka mampu membendung dan menjurusnya ke arah kemuliaan.
Malu sejati ialah malu yang didorong oleh perasaan lman kepada Allah.
Malu melakukan kebaikan adalah malu yang tercela dan dilarang seperti malu menutup aurat, malu
mengerjakan ketaatan kepada Allah atau malu bertanya perkara yang tidak diketahui.

Read more...

Jul 22, 2012

Antara Keringanan Dalam Bab Puasa Ramadan

Antara Keringanan Dalam Bab Puasa Ramadan


وَعَنْ عَائِشَةَ وَأُمِّ سَلَمَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا - أَنَّ اَلنَّبِيَّ - صلى الله عليه وسلم - كَانَ يُصْبِحُ جُنُبًا مِنْ جِمَاعٍ, ثُمَّ يَغْتَسِلُ وَيَصُومُ - مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Daripada  ‘A`ishah dan Ummu Salamah bahawa Rasulullah s.a.w. pernah berada pada waktu pagi dalam keadaan berjunub kerana persetubuhan kemudian baginda mandi dan meneruskan puasa.
(al-Bukhari, no: 1931, Muslim, no: 1109 )

Lafaz al-Bukhari:

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُدْرِكُهُ الْفَجْرُ وَهُوَ جُنُبٌ مِنْ أَهْلِهِ ثُمَّ يَغْتَسِلُ وَيَصُومُ

Sesungguhnya sempat dengan waktu fajar dalam keadaan berjunub kerana bersama dengan isterinya kemudian baginda mandi dan berpuasa.

Lafaz Muslim:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصْبِحُ جُنُبًا مِنْ جِمَاعٍ لَا مِنْ حُلُمٍ ثُمَّ لَا يُفْطِرُ وَلَا يَقْضِي

Rasulullah s.a.w. pernah berada pada waktu pagi dalam keadaan berjunub kerana persetubuhan bukan kerana bermimpi kemudian baginda tidak berbuka puasa dan tidak menggantikannya.

Zahir yang difahami daripada hadis ini ialah sahnya puasa orang yang sedar atau berada pada waktu subuh dalam keadaan berjunub. Dalam bab ini, tidak disyaratkan taharah untuk menentukan sama ada sah atau tidak puasa itu. Ini berbeza dengan sembahyang yang disyaratkan padanya itu taharah terlebih dahulu.

Oleh itu, orang yang terjaga lewat dari tidurnya hingga hampir tamat waktu sahur maka bolehlah dia menangguhkan mandi junubnya dengan mendahulukan sahurnya.  Ini merupakan kemudahan yang besar bagi membolehkan seseorang berpuasa.

Dalil asal bagi perkara ini ayat 187, Surah al-Baqarah

أُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ إِلَى نِسَائِكُمْ هُنَّ لِبَاسٌ لَكُمْ وَأَنْتُمْ لِبَاسٌ لَهُنَّ عَلِمَ اللَّهُ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَخْتَانُونَ أَنْفُسَكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ وَعَفَا عَنْكُمْ فَالْآَنَ بَاشِرُوهُنَّ وَابْتَغُوا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَكُمْ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ ثُمَّ أَتِمُّوا الصِّيَامَ إِلَى اللَّيْلِ

Dihalalkan bagi kamu, pada malam hari puasa, bercampur (bersetubuh) dengan isteri-isteri kamu. Isteri-isteri kamu itu adalah sebagai pakaian bagi kamu dan kamu pula sebagai pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahawasanya kamu mengkhianati diri sendiri, lalu Ia menerima taubat kamu dan memaafkan kamu. Maka sekarang setubuhilah isteri-isteri kamu dan carilah apa-apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kamu; dan makanlah serta minumlah sehingga nyata kepada kamu benang putih (cahaya siang) dari benang hitam kegelapan malam), iaitu waktu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sehingga waktu malam (maghrib);

Wajah atau cara berdalil dengan ayat ini ialah ayat ini menyatakan halalnya persetubuhan, makan dan minum sehingga fajar. Sekiranya orang yang berpuasa itu mesti mendi junub terlebih dahulu maka tentu tidak ada keharusan sehingga waktu fajar. Dalam pada itu, Allah s.w.t. memerintahkan supaya menyempurnakan puasa sampai waktu maghrin. Jika puasa orang yang tidak mandi sebelum fajar itu tidak sah tentu tidak diperintah supaya menyempurnakan puasa.

Adapun hadis

عن أبي هريرة، قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا نودي بالصلاة صلاة الصبحوأحدكم جنب، فلا يصوم يومئذ
(Ibn Hibban, 3485, Ahmad, 8145)

Majoriti ulama mengatakan hadis ini telah mansukh dan Abu Hurayrah pernah memberikan fatwanya berdasarkan kepada ini. Bagaimanapun beliau telah menarik balik pendapatnya kerana ada riwayat daripada ‘A`ishah dan Ummu Salamah.

Diqiyaskan kepada perempuan yang haid atau nifas, sekiranya darah mereka kering dan mereka mendapati tanda-tanda suci sebelum fajar maka hendaklah berpuasa walaupun hanya mandi setelah terbit fajar kerana mereka sudah menjadi orang yang diwajibka atasnya puasa. Mereka juga hendaklah segera mandi junub untuk sembahyang subuh supaya dapat sembahyang dalam waktunya.

Read more...

Jul 20, 2012

Mengerjakan Solat Tarawih Menurut Sunnah Nabi

Oleh Mohd Yaakub bin Mohd Yunus

Bulan Ramadan merupakan bulan yang penuh berkat. Padanya terdapat malam lailatulqadar iaitu satu malam yang lebih mulia dari seribu bulan. Padanyalah diturunkan al-Qur’an yang dijadikan panduan bagi seluruh umat Islam. Firman Allah S.W.T: “Sesungguhnya Kami telah menurunkan (al-Quran) itu pada malam al-Qadar. Apakah cara yang membolehkan engkau mengetahui kebesaran lailatulqadar itu? Lailatulqadar ialah malam yang paling baik berbanding 1000 bulan. Pada malam itu, para malaikat dan Jibril turun dengan izin TUHAN mereka membawa segala perkara (yang ditakdirkan berlakunya pada tahun berikutnya). Sejahteralah malam (yang berkat) itu hingga terbit fajar.” – Surah al-Qadr: 1-5.

Pada bulan Ramadan ini jugalah Allah melimpahkan kasih sayang-Nya kepada seluruh hamba-hamba-Nya yang bertakwa. Ganjaran pahala kurniaan-Nya untuk hamba-Nya yang beribadah pada bulan Ramadan juga berlipat kali ganda melebihi bulan-bulan yang lain. Inilah bulan di mana pintu syurga dibuka seluas-luasnya manakala pintu neraka ditutup serapat-rapatnya. Sabda Rasulullah s.a.w. : "Apabila datang bulan Ramadan, pintu-pintu syurga akan dibuka." - Hadis riwayat al-Bukhari dalam Sahihnya, no: 1898.

Selanjutnya baginda bersabda: "Apabila masuk bulan Ramadan, pintu-pintu langit dibuka dan pintu-pintu neraka jahanam ditutup." - Hadis riwayat al-Bukhari dalam Sahihnya, no: 1899.

Oleh itu, amat rugi sekiranya amalan ibadah yang kita kerjakan pada bulan yang mulia ini tidak diterima oleh Allah kerana tidak menepati kehendak-Nya. Untuk memastikan segala amal ibadah kita di terima oleh Allah, ia perlu memenuhi dua syarat utama, iaitu:

1. Amal ibadah hendaklah dikerjakan semata-mata ikhlas kerana Allah. Apa yang dimaksudkan dengan ikhlas ialah tidak bercampur dengan unsur syirik dan khurafat.

2. Amal ibadah itu juga hendaklah dikerjakan mengikuti (ittiba’) sunnah Nabi s.a.w yang sahih. Haram sama sekali mencampur-adukkan ibadah dengan perkara bid'ah.

Solat tarawih merupakan satu sunnah yang amat dituntut bagi seluruh umat Islam untuk mengerjakannya pada malam bulan Ramadan. Sabda baginda : "Sesiapa solat pada malam Ramadan dengan keimanan sebenar dan mengharapkan ganjaran (daripada Allah), diampunkan dosa-dosanya yang telah lalu." – Hadis riwayat Imam Muslim di dalam Sahihnya, no: 759.

Berikut adalah tatacara mengerjakan solat tarawih menurut sunnah Nabi s.a.w. :

1. Waktu untuk mengerjakan solat tarawih.

Solat tarawih adalah solat sunat yang dikerjakan pada waktu malam pada bulan Ramadan, iaitu selepas mengerjakan solat Isyak dan sebelum masuk waktu solat Subuh. Namun, waktu paling afdal untuk dilaksanakan solat tarawih adalah sepertiga malam yang terakhir, iaitu bermula dari pukul 3.00 pagi sehingga sebelum masuk waktu subuh. Sabda Rasulullah s.a.w: "Tuhan kita Tabaraka wa Ta’ala turun pada setiap malam ke langit dunia ketika masih tinggal sepertiga malam yang akhir. Allah berfirman: Sesiapa yang berdoa kepada-Ku pasti Aku akan makbulkannya, sesiapa yang meminta kepada-Ku pasti Aku akan memberinya dan sesiapa yang memohon ampun kepada-Ku pasti Aku akan mengampunnya." - Hadis riwayat al-Bukhari dalam kitab Sahihnya, no: 1145

Walau bagaimana pun, sekiranya dilakukan secara berjemaah di masjid, umat Islam diperintahkan mengikut perbuatan imam serta waktu yang telah ditetapkan oleh pihak masjid. Tetapi, ada baiknya juga sekiranya masjid-masjid di Malaysia mempelbagaikan sunnah Nabi
s.a.w berkaitan solat tarawih. Setidak-tidaknya sekali-sekala mengerjakan majlis solat tarawih pada sepertiga malam yang akhir. Solat sunat tarawih ini kebiasaannya digandingkan dengan solat sunat witir sebagai penutupnya.

2. Jumlah rakaat solat tarawih.

Cara mengerjakan qiyam Ramadan ini adalah sama dengan qiamullail. Ia boleh dilakukan dengan dua rakaat dua rakaat dan ia tidak mempunyai batasan jumlah rakaat yang maksimum. Malah, ia juga boleh digabungkan dengan hanya satu rakaat solat sunat witir. Abdullah bin Umar r.a berkata: "Sesungguhnya seorang lelaki berkata: Wahai Rasulullah! Bagaimanakah cara melakukan solat malam? Baginda bersabda: Dua rakaat dua rakaat. Apabila engkau bimbang (waktu solat Subuh akan masuk), laksanakan terus solat witir sebanyak satu rakaat." - Hadis riwayat al-Bukhari dalam kitab Sahihnya, no: 1137.

Syeikh al-Islam Ibn Taimiyyah r.h menyatakan di dalam kitabnya Majmu’ al-Fatawa, jilid 22, muka surat 272:

"Mengenai solat qiyam Ramadan (solat tarawih), Nabi s.a.w tidak pernah menetapkan jumlah rakaatnya. Namun, baginda sendiri tidak pernah mengerjakannya melebihi 11 atau 13 rakaat sama ada pada bulan Ramadan atau bulan lain. Baginda melakukan solat qiyam dengan memanjangkan rakaatnya. Apabila Umar r.a mengumpulkan orang ramai untuk melakukan solat tarawih secara berjemaah yang diimami oleh Ubai bin Ka’ab r.a, dia (Ubai) telah melaksanakannya bersama mereka sebanyak 20 rakaat kemudian diikuti solat witir tiga rakaat. Beliau melakukan begitu sambil meringankan bacaan al-Quran selari dengan kadar penambahan rakaat supaya ia lebih ringan (tidak terlalu panjang solatnya) berbanding solat satu rakaat yang dipanjangkan rakaatnya. Setelah itu sebahagian generasi salaf melaksanakan solat tarawih sebanyak 40 rakaat diikuti solat witir sebanyak tiga rakaat. Sebahagian yang lain melaksanakannya sebanyak 36 rakaat diiuti tiga rakaat witir. Semua ini memang telah berlaku. Oleh itu, sesiapa sahaja yang beribadah pada malam Ramadan dengan apa sahaja jumlah rakaat, dia diira telah berbuat kebaikan. Paling afdal, perbezaan jumlah rakaat dikira berdasarkan kepada keadaan orang-orang yang mengerjakan solat itu. Jika keadaan mereka memungkinkan dilaksanakan solat tarawih dengan lama, ketika itu lebih afdal melaksanakan solat tarawih dengan 10 rakaat diikuti tiga rakaat witir sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi s.a.w dan salafussoleh.

Tetapi, jika tidak mungkin melaksanakan sedemikian, solat tarawih yang dilakukan sebanyak 20 rakaat lebih afdal dan itulah yang dilakukan oleh majoriti umat Islam kerana yang demikian itu adalah dipertengahan antara sepuluh rakaat dan empat puluh rakaat. Manakala jika solat tarawih dilaksanakan sebanyak 40 rakaat atau lebih, terdapat perbezaan ulama mengenainya sama ada dibolehkan atau dimakruhkan. Hal ini ditegaskan oleh beberapa orang imam muktabar seperti Imam Ahmad bin Hanbal. Sesiapa yang beranggapan bahawa solat qiyam Ramadan (solat tarawih) mempunyai ketetapan jumlah rakaatnya daripada Nabi s.a.w tanpa boleh ditambah atau dikurangi jumlahnya, sebenarnya dia telah membuat satu kesilapan."

Diharapkan kenyataan Syeikh al-Islam Ibn Taimiyah r.h ini akan meredakan polemik yang sering berlaku di Malaysia tentang jumlah rakaat solat tarawih sama ada 8 rakaat atau 20 rakaat. Ternyata kedua-duanya adalah benar di sisi syarak. Namun begitu hendaklah ianya dilaksanakan dengan thumakninah, bacaan yang tartil dan tidak tergesa-gesa. Tindakan sesetengah masjid yang ingin mengejar 20 rakaat namun solat tarawih tersebut dikerjakan secara gopoh-gapah adalah tidak wajar.
 Ingatlah bahawa rasulullah s.a.w. pernah menegur seorang sahabat yang melakukan solat secara gopoh-gapah dan beginda menyuruhnya untuk mengulangi solat.

Daripada Abu Hurairah r.a, dia berkata: Bahawa Nabi s.a.w masuk masjid dan masuk pula seorang lelaki lalu melakukan solat. Kemudian dia datang dan memberi salam kepada Nabi s.a.w.. Nabi s.a.w. membalas salamnya lalu bersabda: “Kembalilah dan solatlah, kerana sesungguhnya engkau belum bersolat.” Maka dia pun solat sekali lagi. Kemudian dia datang lagi dan memberi salam kepada Nabi s.a.w., maka baginda bersabda: 

“Kembalilah dan solatlah, kerana sesungguhnya engkau belum bersolat (tiga kali).” Lelaki itu berkata: “Demi zat yang mengutusmu dengan kebenaran, aku tidak dapat melakukan yang lebih baik dari itu, maka ajarkanlah aku.”

 Baginda s.a.w.bersabda: “Apabila engkau berdiri untuk solat maka takbirlah, kemudian bacalah yang mudah bagimu dari al-Qur’an. Kemudian rukuklah hingga engkau tenang (thumakninah) dalam rukuk, kemudian bangkitlah (iktidal) hingga engkau tegak (lurus) berdiri.Kemudian sujudlah hingga engkau tenang (thumakninah) dalam sujud, lalu bangkitlah hingga engkau tenang (thumakninah) dalam duduk (duduk antara dua sujud). Kemudian sujudlah hingga engkau tenang (thumakninah) dalam sujud. Lakukan demikian dalam semua solatmu.”
Hadis riwayat Imam al-Bukhari dalam Shahihnya, no. 793.

Hanya sahaja Rasulullah s.a.w. mengerjakan solat tarawih dan solat qiamullail sebanyak 11 atau 13 rakaat sebagaimana hadis-hadis dibawah.

Abu Salamah r.a pernah bertanya kepada Aisyah r.a tentang solat malam Rasulullah s.a.w di bulan Ramadan. Aisyah menjawab: "Rasulullah s.a.w tidak pernah menambah rakaat solatnya di bulan Ramadan dan atau bulan lain melebihi sebelas rakaat. Baginda solat empat rakaat, jangan engkau tanya betapa bagus dan panjangnya solat baginda. Kemudian, baginda solat empat rakaat, jangan engkau tanya betapa bagus dan panjangnya solat baginda. Kemudian, baginda solat tiga rakaat (witir)." - Hadis riwayat Imam al-Bukhari dalam Sahihnya, no: 1147.

Hadis di atas ini menunjukkan bahawa solat tarawih ini juga boleh dikerjakan empat rakaat-empat rakaat. Ianya boleh dikerjakan sebagaimana tatacara solat fardhu yang empat rakaat iaitu dengan dua tahiyat dan boleh juga dikerjakan sebanyak empat rakaat sekaligus dengan hanya satu tahiyat sahaja. Sekiranya ingin dilaksanakan dengan hanya satu tahiyat maka setiap rakaat hendaklah dibaca surah-surah atau ayat-ayat dari al-Qur’an.

Aisyah r.a berkata:

"Biasanya Nabi s.a.w solat di malam hari sebanyak 13 rakaat termasuk witir dan dua rakaat solat sunat fajar (solat sunat sebelum fardu Subuh)." - Hadis riwayat Imam al-Bukhari dalam Sahihnya, no: 1140.

3. Solat tarawih boleh dilaksanakan secara berjemaah atau bersendirian.

Pada zaman Rasulullah s.a.w., baginda pernah mengerjakan solat tarawih ini secara berjemaah bersama para sahabat baginda pada beberapa malam. Kemudian baginda meninggalkannya lalu solat tarawih tersebut didirikan secara bersendirian kerana takut ianya akan diwajibkan. Hal ini adalah sebagaimana yang diriwayatkan daripada ‘Aisyah r.a: Bahawasanya Nabi s.a.w. bersolat di masjid, maka bersolat pulalah bersama-samanya beberapa orang. Pada malam yang kedua baginda bersolat lagi, maka banyaklah orang-orang yang mengikuti solatnya. Kemudian orang ramai berkumpul di masjid pada malam yang ketiga atau yang keempat, tetapi Nabi s.a.w. bersabda: Aku telah melihat apa yang kamu lakukan semalam. Tidak ada yang menghalangi aku keluar kepada kamu kecuali kerana aku takut ia diwajibkan ke atas kamu. Kejadian itu berlaku pada bulan Ramadhan. – Hadis riwayat Imam al-Bukhari di dalam Shahihnya no: 1129

Bersolat tarawih secara bersendirian ini kekal sehingga pada zaman ‘Umar lalu beliau mengumpulkan orang ramai untuk mengerjakan solat tarawih ini secara berjemaah. Daripada ‘Abdul Rahman bin ‘Abdul Qari yang berkata: Pada satu malam di bulan Ramadan aku keluar bersama ‘Umar al-Khaththab r.a ke masjid. Di dapati orang ramai berselerakan. Ada yang solat bersendirian, ada pula yang bersolat dan sekumpulan (datang) mengikutinya. ‘Umar berkata: “Jika aku himpunkan mereka pada seorang imam adalah lebih baik.” Kemudian beliau melaksanakannya maka dihimpunkan mereka dengan (diimamkan oleh) Ubai bin Ka’ab. Kemudian aku keluar pada malam lain, orang ramai bersolat dengan imam mereka (yakni Ubai bin Ka’ab). Berkata ‘Umar: “Sebaik-baik bidaah adalah perkara ini, sedangkan yang mereka tidur (solat pada akhir malam) lebih dari apa yang mereka bangun (awal malam).” - Hadis riwayat Imam al-Bukhari di dalam Shahihnya no: 2010

Hadis-hadis di atas membuktikan Rasulullah s.a.w pernah melaksanakan solat tarawih secara berjemaah dan juga bersendirian. Oleh itu, kedua-duanya cara solat sama ada secara berjemaah atau sendirian adalah sunnah 
Rasulullah s.a.w. Namun demikian menerusi hadis di bawah, Rasulullah s.a.w menegaskan kelebihan mengerjakan solat tarawih secara berjemaah sehingga selesai umpama mendapat ganjaran solat sepanjang malam dan inilah yang sewajarnya cuba kita usahakan untuk mendapatnya pada bulan Ramadan yang penuh berkat ini. Abu Dzar al-Ghafiri r.a berkata: "Kami berpuasa bersama Rasulullah s.a.w pada bulan Ramadan. Baginda tidak mengerjakan solat (tarawih) bersama kami sehingga tinggal lagi tujuh malam terakhir (bulan Ramadan). Lalu (pada malam itu) baginda mengerjakan solat (tarawih) bersama kami sehingga sepertiga malam. Kemudian, baginda tidak keluar mengerjakan solat (tarawih) bersama kami pada malam yang keenam (sebelum akhir Ramadan). Kemudian, baginda mengerjakan solat (tarawih) bersama kami pada pada malam kelima (sebelum akhir Ramadan) sehingga seperdua malam. Aku (Abu Dzar) berkata: Ya Rasulullah! Alangkah baiknya jika kamu memberi keringanan kepada kami untuk mengerjakan solat pada sisa-sisa malam ini. Rasulullah s.a.w menjawab: Sesungguhnya sesiapa yang mengerjakan solat tarawih bersama imam sehingga selesai, Allah menulis (ganjaran) baginya umpama mengerjakan solat sepanjang malam." - Hadis riwayat al-Nasaai di dalam Sunannya, no: 1587.

4. Bacaan dalam solat tarawih

Rasulullah s.a.w. tidak menetapkan bacaan ayat-ayat atau surah-surah yang tertentu pada rakaat-rakaat yang tertentu mahupun pada malam-malam yang tertentu untuk solat tarawih ini. Dalam hal ini imam diberikan kebebasan sepenuhnya untuk memilih surah-surah yang hendak dibaca sesuai dengan kemampuannya dan keadaan jemaah yang mengikutinya. Sekiranya para jemaah mempu serta berkeinginan kepada bacaan yang panjang maka hendaklah solat tarawih tersebut dipanjangkan bacaannya sebagaimana yang telah dilakukan oleh generasi al-Salafussoleh. Namun demikian sekiranya solat tarawih tersebut dididirikan dengan bacaan yang panjang akan menyebabkan para jemaah lari dari solat jemaah maka hendaklah imam tersebut meringankan
bacaannya.

5. Berzikir di antara solat-solat tarawih

Mereka yang mengerjakan solat tarawih ini akan berehat untuk menghilangkan penat diselang-selang solat tersebut. Dari tatacara inilah solat qiyam ramadhan mendapat gelaran tarawih. Para ulamak sepakat tentang disyari’atkan untuk istirehat setelah selesai mengerjakan empat rakaat. Amalan inilah yang telah diwarisi daripada generasi al-Salafussoleh dan ianya berkemungkinan didasari daripada perkataan ‘Aisyah r.a ketika menggambarkan tatacara solat tarawih Rasulullah s.a.w.: “Baginda solat empat rakaat, jangan engkau tanya betapa bagus dan panjangnya solat baginda. Kemudian, baginda solat empat rakaat, jangan engkau tanya betapa bagus dan panjangnya solat baginda. Kemudian, baginda solat tiga rakaat (witir)." - Hadis riwayat Imam al-Bukhari dalam Sahihnya, no: 1147.

Tidak disyari’atkan ada bacaan zikir-zikir, selawat-selawat mahupun doa-doa yang tertentu semasa waktu istirehat ini. Namun demikan sewajarnya tempoh tersebut dipergunakan untuk membaca ayat-ayat suci al-Qur’an, zikir-zikir, doa-doa dan selawat yang sabit daripada hadis-hadis Nabi secara bebas tanpa penetapan bacaan atau kaifiat yang tertentu. Hanya sahaja yang lebih menepati sunnah adalah zikir, doa atau selawat tersebut dilakukan secara sendirian dan dengan suara yang perlahan. Tatacara berzikir sebeginilah yang diperintahkan oleh Allah S.W.T. sebagaimana firman-Nya:

"Sebut serta ingatlah Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri disertai perasaan takut (melanggar perintahnya) di samping tidak menguatkan suara, iaitu di pada waktu pagi dan petang. Janganlah engkau termasuk orang-orang yang lalai."
Surah al-A'raaf:205.

Berdasarkan ayat di atas, dapatlah kita fahami bahawa Allah sendiri telah memerintahkan kita sebagai hamba-Nya agar berzikir kepada-Nya dengan suara yang perlahan atau untuk lebih spesifik hanya diri sendiri yang mendengar zikir tersebut.

Selanjutnya Allah S.W.T. berfirman: "Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu mengenai Aku, (beritahu kepada mereka): Sesungguhnya Aku (Allah) sentiasa hampir (dengan mereka). Aku perkenankan permohonan orang yang berdoa apabila Dia berdoa kepada-Ku. Oleh itu, mereka hendaklah menyahut seruan-Ku (dengan mematuhi perintah-Ku) dan mereka hendaklah beriman kepada-KU supaya mereka menjadi baik serta betul." – Surah al-Baqarah: 186.

Mengenai sebab penurunan ayat ini, al-Qurtubi telah menyatakan di dalam kitabnya Tafsir al-Qurthubi, jilid 1, muka surat 219:

Daripada al-Sholah bin Hakim bin Mu’awiyah bin Haidah al-Qusyairi, daripada ayahnya, daripada datuknya, bahawa ada seorang Arab Badwi berkata kepada Rasulullah s.a.w:

“Wahai Rasulullah! Apakah Rabb kami berada dekat dengan kami sehingga memadai hanya kami bermunajat (berbisik) kepada-Nya atau Dia berada jauh sehingga kami perlu menyeru-Nya (dengan suara kuat)? Baginda hanya berdiam diri. Tidak berapa lama kemudian, Allah turunkan ayat di atas 'wa idza sa’alaka ‘ibadi ‘anni fainni qorib'. Setelah itu, dinyatakan pula satu riwayat daripada Ahmad daripada Abu Musa al-Asya’ari r.a, dia telah berkata: Kami pernah bersama Nabi s.a.w dalam satu peperangan. Setiap kali kami melalui jalan mendaki atau menurun di suatu lembah, kami akan mengeraskan suara melaungkan takbir. Lalu baginda mendekati kami seraya bersabda: “Wahai sekalian manusia! Kasihanilah diri kamu semua kerana kamu tidak berdoa kepada sesuatu yang tuli dan bukan kepada sesuatu yang berada jauh. Sesungguhnya yang kamu seru itu lebih dekat berbanding seseorang antara kamu daripada tengkuk unta yang dinaikinya. Wahai Abdullah bin Qais, bagaimana jika aku ajarkan kepadamu satu kalimah daripada khazanah syurga, iaitu la haula wa la quwwata illa billah."

Demikianlah beberapa tatacara solat tarawih yangdiambil dari hadis-hadis Rasulullah. Semoga ianya dapat dijadikan pedoman bagi kita semua untuk melaksanakan solat tarawih ini sebagaimana yang telah diajarkan oleh baginda. Sesungguhnya mencontohi solat Rasulullah s.a.w. telah diwajibkan oleh baginda sendiri sebagaimana sabdanya: Solatlah kamu sekalian sebagaimana kamu melihat aku bersolat. - Hadis riwayat Imam al-Bukhari dalam Shahihnya, no. 631.

Apatah lagi mencontohi Rasulullah s.a.w. adalah bukti yang jelas yang menunjukkan kecintaan kita kepada Allah S.W.T. sebagaimana firman-Nya: Katakanlah (wahai Muhammad): "Jika benar kamu mengasihi Allah maka ikutilah daku, nescaya Allah mengasihi kamu serta mengampunkan dosa-dosa kamu. Dan (ingatlah), Allah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani. 
ali ‘Imraan (3) : 31

Semoga dengan kesungguhan kita dalam mencontohi Rasulullah s.a.w kita akan termasuk dalam golongan yang mendapat rahmat Allah dan segala dosa kita diampunkan oleh-Nya.


Read more...

Jul 19, 2012

Hadis19 - Hadis 40

HADIS 19

عَنْ أَبِي الْعَبَّاسِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ الله عَنْهُمَا قَالَ: آُنْتُ خَلْفَ النَّبِيِّ صَلَّى الله عَلَيْ هِ
وَسَلَّمَ یَوْمًا فَقَالَ: (( یَا غُلاَم! إِنِّي أُعَلِّمُكَ آَلِمَاتٍ: اِحْفَظِ الله یَحْفَظْكَ، اِحْفَظِ الله تَجِدْهُ تُجَاهَكَ،
إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ الله، وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِالله، وَاعْلَمْ أَنَّ الأُمَّةَ لَوِ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ یَنْفَعُوْ كَ
بِشَيْءٍ لَمْ یَنْفَعُوْكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ آَتَبَهُ الله لَكَ، وَإِنِ اجْتَمَعُوْا عَلَى أَنْ یَضُرُّوْكَ بِشَيْءٍ لَ مْ
یَضُرُّوْكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ آَتَبَهُ الله عَلَيْكَ، رُفِعَتِ الأَقْلاَمُ وَجَفَّتِ الصُّحُفُ )) رواه الترمذي وقال
حدیث حسن صحيح، وفي روایة غير الترمذي (( اِحْفَظِ الله تَجِدْهُ أَمَامَكَ، تَعَرَّفْ إِلَى اللهِ فِي
الرَّخَاءِ یَعْرِفْكَ فِي الشِّدَةِ، وَاعْلَمْ أَنَّ مَا أَخْطَأَكَ لَمْ یَكُنْ لِيُصِيْبَكَ، وَمَا أَصَابَكَ لَمْ یَكُ نْ
لِيُخْطِئَكَ، وَاعْلَمْ أَنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْرَ، وَأَنَّ الفَرَجَ مَعَ الْكَرْبِ، وَأَنَّ مَعَ العُسْرِ یُسْرًا))

Daripada Abu al-'Abbas, Abdullah ibn Abbas, r.a. رضي الله عنهما beliau berkata:

Aku pernah duduk di belakang Nabi SAW pada suatu hari, lalu Baginda bersabda kepadaku: Wahai
anak! Sesungguhnya aku mahu ajarkan engkau beberapa kalimah: Peliharalah Allah nescaya Allah
akan memeliharamu. Peliharalah Allah nescaya engkau akan dapati Dia di hadapanmu. Apabila engkau
meminta, maka pintalah dari Allah. Apabila engkau meminta pertolongan, maka mintalah pertolongan
dengan Allah. Ketahuilah bahawa kalau umat ini berkumpul untuk memberikan sesuatu manfaat
kepadamu, mereka tidak akan mampu memberikanmu manfaat kecuali dengan suatu perkara yang
memang Allah telah tentukan untukmu. Sekiranya mereka berkumpul untuk memudharatkan kamu
dengan suatu mudharat, nescaya mereka tidak mampu memudharatkan kamu kecuali dengan suatu
perkara yang memang Allah telah tentukannya untukmu. Pena-pena telah diangkatkan dan lembaranlembaran
telah kering (dakwatnya).

Hadis riwayat al-lmam al-Tirmizi. Beliau berkata: la adalah Hadis Hasan Sohih.

Dalam riwayat selain al-Tirmizi, hadis berbunyi:
Peliharalah Allah, nescaya engkau akan dapatiNya di hadapan engkau. Kenalilah Allah ketika senang,
nescaya Dia akan mengenalimu di ketika susah. Ketahuilah bahawa apa-apa yang (ditakdirkan) tidak
menimpamu, ia tidak akan menimpamu. Dan apa-apa yang menimpamu bukannya ia tersilap
menimpamu. Ketahuilah bahawa kemenangan itu ada bersama kesabaran, terlepas dari kesempitan itu
ada bersama kesusahan dan bersama kesusahan itu ada kesenangan.

Pokok Perbincangan Hadis :

1) Menjaga Hak Allah, Allah akan menjaga kamu:
melaksanakan segala suruhan, meninggalkan semua larangan.
Allah akan menjaga kemaslahatan duniawi - kesihatan/anak/keluarga/harta.
dipelihara din & iman dari syubhat yang menyesatkan/perkara-perkara haram.

2) Pertolongan & bantuan Allah kepada Orang yang bertaqwa:
jaga hak Allah pada diri dan keluarganya - menepati Quran dan Sunnah.
dalil bantuan/Allah bersama (an-Nahl : 128),(at-Taubah : 40),(al-Mujadalah : 7 ).

3) Meminta pertolongan hanya pada Allah:
memohon pertolongan dalam melakukan ketaatan/ meninggalkan maksiat.
bersabar atas takdir/ tetapkan pendirian pada hari bertemu Allah.

4) Beriman kepada Qadho’ dan Qadar :
- dalil (at-Taubah : 51) (Aali Imran : 154).

5) Mengingati Allah ketika senang, Allah akan mengingati kamu ketika susah .

6) Kemenangan bersama kesabaran: (a-Baqarah : 249) (al-Anfal:66).

7) Bersama Bala(karb) itu ada jalan keluar(farj) : (al-Baqarah:214).

8) Bersama kepayahan ada kesenangan (al-Asr) .

Pengajaran hadis:
Seorang mukmin mesti menjaga dan memelihara hak kewajipan terhadap Allah setiap masa dan
tempat, lebih-lebih lagi ketika dia dalam kesenangan. Dengan ini dia akan dijaga dan dipelihara Allah
sepanjang masa, terutamanya ketika ditimpa kesusahan hidup.

Segala permintaan, mohon pertolongan dan perlindungan hendaklah hanya ditujukan kepada Allah
SWT semata-mata. Tidak ada makhluk atau Tuhan lain yang mampu menolong dan melindungi
manusia kecuali Allah SWT jua.

Segala apa yang berlaku dan menimpa manusia adalah ketetapan Allah SWT, bukannya kerana sebab
dan usaha manusia. Manusia tidak berkuasa untuk memberi manfaat atau memberi mudharat kepada
mana-mana hamba, walaupun seluruh manusia dan jin berhimpun untuk bergotong royong
melakukannya.

Umat lslam mestilah yakin bahawa kemenangan akan tercapai dengan adanya kesabaran, setiap
keperitan hidup pasti ada penyelesaiannya dan setiap kesusahan ada bersamanya kesenangan.

Read more...

Hadis18 - Hadis 40

HADIS 18

عَنْ أَبِي ذَرٍّ جُنْدُبِ بْنِ جُنَادَةَ وَأَبِي عَبْدِ الرَّحْمَن مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ رَضِيَ الله عَنْهُمَا عَنْ رَسُوْ ل
الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّم قَالَ: اتَّقِ الله حَيْثُمَا آُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّا سَ
بِخُلُقٍ حَسَنٍ)) رواه الترمذي وقال حدیث حسن، وفي بعض النسخ حسن صحيح.
Daripada Abu Zar Jundub ibn Junadah dan Abu Abdul Rahman Mu'az ibn Jabal, r.a., رضي الله عنهما
daripada Rasulullah SAW, bahawa Baginda bersabda:

Bertaqwalah engkau kepada Allah walaupun di mana engkau berada, dan iringilah kejahatan dengan
kebaikan, nescaya ia akan menghapuskan kejahatan tersebut dan bergaullah sesama manusia dengan
budi pekerti yang baik.
Hadis riwayat al-lmam al-Tirmizi. Beliau berkata: la adalah Hadis Hasan. Dalam setengah manuskrip,
ia adalah Hadis Hasan Sohih.

Pokok Perbincangan Hadis :

1) Wasiat Allah yang Agong:
- untuk orang-orang terdahulu & kemudian (an-Nisa’: 131).
- Nabi memulakan khutbahnya dengan wasiat ini. (Aali Imran : 102). (an-Nisa: 1), (al-
Ahzab:70) .

2) Taqwa - Sesuatu yang diletakkan oleh sesaorang hamba di antaranya dengan apa yang ditakuti dari
Allah iaitu murkaNya, dendamNya dan azabNya.
- juga termasuk dalam taqwa - melakukan perkara wajib/ tinggal yang haram.

3) Kelebihan sifat ini :
Orang yang mempunyai sifat ini akan mewarisi syurga.
Taqwa sebagai penyebab bagi kecintaan Allah terhadap hambaNya.
Dibuka semua pintu barakat yang berada di langit dan di bumi.
Janji Allah pertolonganNya sentiasa mengiringi orang bertaqwa.
Mempermudahkan bagi mereka urusan dunia dan akhirat.
Balasan yang baik bagi mereka di dunia dan di akhirat.

4) Taqwa yang dikehendaki :
ketika sunyi dan juga terang-terangan - rasa diperhatikan oleh Allah.
tidak rasa muraqabah Allah - alamat ada penyakit hati. (an-Nisa’:108).

5) Maksud perkara yang baik memadamkan yang jahat:
Setengah pendapat -“hasanah” bermaksud taubat (an-Nisa’:17).
yang dikehendaki ialah “Taubat Nasuha” -jumhur (al-Furqan:69)
hanya dosa-dosa kecil sahaja yang dihapuskan dengan amalan yang baik.
dalil terhapus dosa kecil dgn taubat.(an-Nur:31).

6) Akhlak yang baik sebahagian dari taqwa;
tanda sempurna iman/ tidak ada padanya sifat-sifat mazmumah.
cara memperelokkan akhlak - mengambil qudwah dari nabi saw. Mempelajari sirahnya - cara adab
dengan Allah, adab dengan sesama manusia, sesama keluarga dan para sahabat. (al-Ahzab:21).

Pengajaran hadis:
Taqwa dituntut walaupun di mana seorang mukmin berada, sama ada di khalayak ramai mahupun di
ketika keseorangan. lni adalah tanda keikhlasan lman dan taqwa. lslam menolak sifat berpura-pura dan
munafik yang hanya mempamerkan kebaikan di depan orang dan berbuat kejahatan apabila jauh
daripada pandangan manusia.
Melakukan kesalahan adalah tabiat semulajadi manusia. Oleh itu apabila mereka melakukan kesilapan,
mereka dituntut agar mengiringi kejahatan tersebut dengan amal soleh kerana ia boleh menghapuskan
kejahatan tersebut.
Akhlak dan budi pekerti yang mulia amat dituntut oleh agama. la adalah teras perhubungan dan
mu'amalah dalam masyarakat lslam. Dengan akhlak yang baik, keharmonian dan kesejahteraan
masyarakat penyayang dapat dilahirkan.

Read more...

Blog Archive


Bacaan Duduk Antara 2 Sujud

Bacaan Duduk Antara 2 Sujud
Related Posts with Thumbnails

Blogger 1

Blogger 2

Sabda Nabi s.a.w yangbermaksud, "Sesungguhnya
dalam syurga terdapat sebuah pintu yang dikenali dengan nama
Rayyan, dimana memasuki
daripadanya orang‐orang yang berpuasa pada hari kiamat dan yang lain tidak berhak. Dikatakan mana orang yang berpuasa? Lantas mereka bangun dan masuk melaluinya. Apabila selesai ditutup dan tiada yang lain berhak memasukinya."

Apabila engkau berada di waktu petang, maka janganlah engkau menunggu (ketibaan) waktu pagi dan

apabila engkau berada di waktu pagi, maka janganlah engkau menunggu (ketibaan) waktu petang.

Ambillah peluang dari kesihatanmu untuk masa sakitmu dan masa hidupmu untuk matimu.

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP