Abdullah bin Salam (
Arab:عبدالله بن سلام) adalah seorang
Sahabat Nabi Muhammad. Nama aslinya adalah
Hushain bin Salam bin Harits.
Biografi
Abdullah bin Salam awalnya adalah seorang pemimpin agama
Yahudi di
Madinah. Sebagai seorang pemimpin agama Yahudi, Ia mengetahui isi kandungan dari
Taurat. Oleh karena itu, Ia mengetahui akan hadirnya
nabi
terakhir, setelah kedatangan Nabi Muhammad kemudian ia memeluk agama
Islam. Ia juga mengajak kaumnya untuk mempercayai kerasulan Nabi
Muhammad, tapi kaumnya menolak dan menganggap Abdullah bin Salam sebagai
pembohong, karena memeluk agama
Islam.
Al Husayn ibn Sailam (Abdullah bin Salam) adalah seorang
rabbi
Yahudi di Yastrib (Madinah) yang dihormati dan disegani di kota itu
baik dikalangan orang Yahudi maupun bukan. Pada kurun waktu yang cukup
lama, kesehariannya dia beribadah, mengajar dan berkhotbah di kuil (
sinagog).
Selanjutnya dia bertekad untuk mengabdikan diri mendalami kitab Taurat,
dalam pengabdiannya itu dia terpaku dan selalu terngiang pada beberapa
ayat dalam kitab Taurat yang meramalkan tentang kedatangan seorang nabi
yang akan melengkapi dakwah nabi-nabi terdahulu. Al Husayn menunjukan
ketertarikannya dan segera bergegas ketika mendengar berita tentang
kehadiran seorang nabi di Mekkah, Dia berkata:
"Ketika saya mendengar kabar kehadiran seorang
nabi
utusan Tuhan. Saya mulai mengumpulkan informasi dan membuat catatan
tentang siapa namanya, silsilahnya, sifat-sifatnya, waktu dan tempat
asalnya dan kemudian saya mencocokannya dengan apa yang ada dalam kitab
suci kami. Dari catatan yang saya buat itu makin menguatkan keyakinan
saya tentang bukti otentik kenabiannya sekaligus membenarkan tujuan
misinya. Akan tetapi saya menyembunyikan keyakinan saya itu dari
orang-orang Yahudi"
Pertanyaan untuk Muhammad
Ketika Abdullah bin Salam mendengar kedatangan sang nabi di
Medina,
dia datang kepadanya dan berkata, "Aku akan bertanya kepada
tiga hal
yang tak seorang pun tahu kecuali seorang nabi. Apakah tanda-tanda
pertama dari Hari Akhir? Makanan pertama apa yang dimakan orang di
surga? Mengapa seorang anak mirip ayahnya dan mengapa saudaranya mirip
pamannya?"
Muhammad pun menjawab, "
Jibril
baru saja memberitahuku tentang jawaban-jawabannya." Abdullah berkata,
"Dia (Jibril), dari seluruh malaikat-malaikat adalah musuh kaum
Yahudi."
Muhammad berkata,
"Tanda pertama Hari Akhir adalah akan ada api yang
menyatukan orang-orang dari Timur dan Barat. Makanan pertama orang di
surga adalah hati ikan. Tentang anak yang mirip orang tuanya, jika
seorang pria berhubungan seks dengan istrinya dan mencapai orgasme lebih
dahulu, anaknya akan mirip dia dan jika istrinya mencapai orgasme
telebih dahulu, maka anaknya mirip sang istri."[1]
Percakapan dengan penduduk Yastrib
Pada tahun 622 Muhammad s.a.w meninggalkan Mekkah menuju Yastrib.
Ketika sampai di Yastrib dan berhenti di Quba, Seseorang dengan
tergesa-gesa memasuki kota, berseru mengabarkan kedatangan Muhammad
s.a.w. Saat itu saya sedang mengerjakan sesuatu diatas pohon kurma. Bibi
saya Khalidah binti al-Harith sedang duduk dibawah pohon. Begitu
mendengar kabar itu, saya berteriak:
"Allahu Akbar! Allahu Akbar!" waktu bibi saya mendengar teriakan
takbir saya itu, dia mengecam "Semoga Tuhan menyusahkan kamu. Demi Tuhan
kalau seandainya yang kamu dengar itu berita kedatangan Musa pasti kamu
tidak akan sesenang itu".
"Bibi, Dia itu sungguh utusan Tuhan. Saudara Musa dan mengikuti
agamanya, dia diutus untuk misi yang sama dengan Musa". Dia terdiam lama
kemudian berkata "Apakah dia itu nabi yang pernah kamu katakan pada
kami yang akan membenarkan kebenaran dakwah para nabi terdahulu? dan
menggenapi firman Tuhan?", Jawab saya "Ya". Tanpa ragu-ragu atau menunda
saya pergi untuk menemui nabi. Saya melihat kerumunan orang banyak di
pintu rumahnya, saya lewati kerumunan itu hingga berada didekatnya.
Ucapan pertama yang saya dengar darinya:
"Wahai saudara-saudara sekalian, Tebarkan salam, Beri makan mereka
yang kelaparan, Dirikanlah salat malam hari saat orang terlelap, maka
kalian akan masuk surga dalam damai". Saya menghampiri dia, dari dekat
mengamati dirinya dengan seksama dan diyakinkan oleh wajahnya bukanlah
seorang pendusta, lalu saya mendekatinya dan menyatakan keyakinan bahwa
tiada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad utusan Allah. Nabi menatap
saya dan bertanya: "Siapa namamu?" jawab saya: "Al Husayn ibn Sailam",
"Sekarang namamu diganti jadi Abdullah bin Salam" katanya, memberikan
nama baru buat saya. "Ya saya setuju, Abdullah bin Salam (memang
seharusnya begitu). Demi Dia yang telah mengutus engkau dalam kebenaran,
saya tidak berniat memiliki nama lain setelah hari ini". Saya pulang
kerumah dan memperkenalkan Islam kepada istri, anak-anak dan semua orang
di rumah termasuk bibi Khalidah yang sudah lanjut usia tapi saya
meminta mereka menyembunyikan ke-Islaman kami dari orang-orang Yahudi
sampai saya mengizinkan dan mereka setuju.
Menyangkut hal tersebut, saya kembali menemui Muhammad dan berkata
"Wahai utusan Tuhan! Orang-orang Yahudi itu cenderung suka mencela orang
dan berkata dusta, saya minta kamu mengundang orang paling terpandang
dan berpengaruh di antara mereka supaya menemui kamu. (Selama pertemuan
itu nanti) Mohon kamu sembunyikan saya disalah satu ruangan rumahmu,
lalu tanyakan pada mereka tentang bagaimana status saya selama ini di
antara mereka (orang Yahudi) sebelum mereka tahu bahwa saya sudah masuk
Islam...lalu coba ajak mereka masuk Islam. Kalau mereka tahu saya sudah
masuk Islam niscaya mereka akan mencari-cari kesalahan saya, menuduh
bahwa saya sepenuhnya salah dan menjatuhkan nama baik saya.
Muhammad menyembunyikan dia di salah satu ruangan rumahnya lalu
mengundang orang Yahudi terpandang dan berpengaruh ke rumahnya. Dia
memperkenalkan Islam pada mereka dan mendesak mereka supaya memiliki
keyakinan dalam nama Tuhan... Mereka mulai berdebat dan berargumen
tentang hal 'kebenaran'..... Ketika dia menyadari bahwa mereka tidak memiliki kecenderungan pada Islam. Dia memberi pertanyaan pada mereka:
"Bagaimanakah status Al Husayn ibn Sailam di antara kalian (orang-orang Yahudi)?"
"Dia adalah
sayyid (pemimpin) kami dan putra dari
sayyid kami, Dia adalah rabbi dan alim ulama kami, putranya
rabbi kami yang alim"
"Kalau seandainya kalian mengetahui dia telah masuk Islam, Apakah kalian semua mau masuk Islam juga?" tanya Muhammad
"Semoga tidak terjadi! Dia tidak mungkin masuk Islam, Semoga Tuhan
melindunginya dari masuk Islam" jawab mereka terkejut. Saat itu juga
saya keluar menghampiri mereka dengan sedekat-dekatnya dan mengatakan:
"Wahai orang-orang Yahudi! Sadarilah akan adanya Tuhan dan terimalah
segala risalah yang menyertai Muhammad. Demi Tuhan, kalian semua pasti
mengetahui bahwa dia itu utusan Tuhan dan kalian bisa menemukan tanda
kenabian pada dirinya, tersebutlah namanya dan sifat-sifatnya dalam
kitab Taurat kalian. Demi diri saya sendiri, saya bersaksi bahwa dia
utusan Tuhan. Saya memiliki keyakinan tentang dia dan percaya..dia orang
yang benar. Saya mengenal dia...
"Kamu pendusta!" teriak mereka, "Demi Tuhan, kamu memang mahluk
tercela dan tak berarti apa-apa, seburuk-buruk manusia dan tak
berguna"...Dan mereka terus mencela dengan kata-kata yang merendahkan.
Al-Qur'an mengabadikan dirinya dalam suatu ayat:
"Katakanlah,"Terangkanlah kepadaku, bagaimana pendapatmu jika
sebenarnya (Al-Qur'an) ini datang dari Allah, dan kamu mengingkarinya,
padahal ada seorang saksi dari Bani Israil yang mengakui (kebenaran)
yang serupa dengan (yang disebut dalam) Al-Qur'an lalu dia beriman; kamu
menyombongkan diri. Sungguh Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang yang zalim."(46-10)
0 comments:
Post a Comment